Parker, Sheaffer & Disney

Mama baru menyadari bahwa pena Parker-nya yang ramping, ringan dan berwarna perak tidak ada di dalam tas hari ini pada pukul 19.30 WIB. Padahal sejak pagi sampai siang pena tersebut dengan lucunya masih menemani Mama di kantor. Entah setelah itu mungkin terselip, terbuang di tong sampah atau dicuri oleh penunggu kantor yang tidak terlihat oleh mata. Mama panik karena pena itu merupakan hadiah dari Papa. Sudah disimpan dan dipakai baik-baik selama beberapa tahun terakhir ini, akhirnya sekarang harus hilang. Dan yang lebih menyedihkan, pena tersebut terbungkus oleh sarung etnik dari Sheaffer, yang dulu pena-nya juga dicuri oleh seorang peminjam yang tidak bertanggung jawab. Sarung tersebut pun mungkin sudah tidak bisa ditemukan lagi di tahun 2011.

Mama mengirim status ke Facebook, "setelah sekian tahun bersama, akhirnya harus kurelakan dikau pergi .. hiks .. pen parker tercintaku, dimanakah dikau berada sekarang??" Tentu saja, tidak ada balasan yang menuliskan keprihatinan. Sudah biasa. Memang begitulah sifat Facebook. Dia sudah mati rasa.

Lalu Mama mengirim pesan ke Papa lewat BlackBerry Messenger, "Hik. Pulpen parker ku yang dari kamu ilang. Sama sarungnya sekalian." Lengkap dengan ikon tangis berpanjang-panjang dan berurai air mata.

PING! Papa membalas dengan "Kok bisa???"

Tidak lama kemudian .. PING! PING! PING! BlackBerry Mama kembali berbunyi. Ternyata Mat yang menelepon, "Mamaaa .. kenapa pen Mama bisa ilaaaaang?"

Dengan pasrah, Mama menjelaskan latar belakang tragedi tersebut dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh anak berumur 4 tahun.

Sebelum sampai di rumah, Mama mampir ke toko buku untuk membeli berbagai perlengkapan. Papa dan Mat menyusul ke sana.

Di toko buku, Mat memanggil-manggil Mama, "Mamaaa .. pilih yang mana, Ma?" Sambil menunjukkan dua macam pena Disney berkarakter Mickey Mouse. Mama mengira Mat meminta dibelikan pena tersebut. Karena Mickey Mouse-nya benar-benar lucu, dan juga karena Mama sayang Mat, akhirnya Mama memilih pena yang ini:



Selagi membayar di kasir, Mat kembali bertanya, "Ma, apa yang Hello Kitty aja?" Mama menolak karena Hello Kitty itu buat anak perempuan. Lalu Mama menyerahkan Mickey Mouse tersebut kepada Mat. Tetapi Mat malah menyerahkannya kembali kepada Mama, "Ini buat Mama. Kan pen Mama ilang. Buat dibawa ke kantor besok yaaaaa .." Ah. Pantas saja tadi Mat menawarkan Hello Kitty.

Tanggal 14 Februari masih beberapa hari ke depan. Tetapi hari ini, Mama sudah mendapat hadiah Kasih Sayang dari Mat.

Mat, dengan ini Mama berjanji. Kalau besok ternyata pena Parker Mama, berikut sarung Sheaffer-nya muncul secara ajaib di kantor, Mama akan rawat pena Parker Mama sampai Mat sudah cukup umur untuk dapat memakai pena tersebut dengan baik dan benar.

Kalau tidak ketemu, Mama akan belikan pena Parker yang baru untuk Mat suatu saat nanti.

Dan tentu saja, pena Disney hadiah dari Mat akan Mama bawa ke kantor dan dipakai sampai Mickey Mouse-nya bosan menulis.

Moral:
Menyampaikan keluh kesah langsung kepada keluarga, memang lebih ampuh dibandingkan lewat media sosial. Terbukti dengan adanya tanggapan yang jauh lebih cepat dan luar biasa menghibur.



2 comments:

Meiliany Purnamasari Jayanti said...

Kok belum ada yg komen yaaa... padahal ini ceritanya menyentuh bgt mom *hiks... anak umur 4 tahun menunjukkan kedewasaan n perhatiannya dgn cara yg sebenernya simpel tp buat seorang ibu pasti menyentuh bgt deh *pelukjoshuaeraterat..... *kissbuatMat...

joelliea said...

Hi Meiliany,

Update: Mickey Mouse sudah pensiun, tintanya habis ga bisa direfill. But there's a good news, Parker-nya KETEMU!! Tinggal tunggu saat yg tepat untuk dihibahkan ke Mat.

Thanks for visiting Litterzone =) Kiss from Mat. Salam untuk Joshua.