Why Delon?

Gue selalu suka sama acara yang berhubungan dengan urusan nyanyi-menyanyi, termasuk acara Indonesian Idol yang targetnya mendunia. Sejak RCTI menayangkan Idol di hari Jumat jam tujuh, gue kebanyakan mesti berlomba dengan waktu mengejar tayangan abis pulang kerja. Babak audisi banyak yang kelewat, sampai babak 30 besar yang cuma sempet gue tonton result show-nya aja .. plus penampilan Delon yang kebetulan merupakan penampil terakhir dari group .. er .. group 1? Kesan gue waktu dia nyanyiin lagu "Bunga Terakhir" .. jeez, ini cowok kayaknya suaranya cocok abis buat tipe lagu-lagu begini. Padahal lagunya gue ga suka-suka amat lho, melo banget seh. Trus gue denger komentar juri yang memuji-muji tampang dan suaranya Delon. Huh? Suara emang oke. Tampang? Emang tampangnya keren ya? Nothing too special for me. Waktu lagi nungguin result show, gue terima satu sms dari temen cowok gue yang bunyinya gini: "Jangan bilang elo milih Delon deh =p". Hehehe .. prediksi bahwa Delon bakalan disukai sama cewek-cewek ternyata mampir juga ke gue. Gue balesnya gini: "Neah. Kayaknya semua kontestan bagus-bagus. But he's kinda cute though =D". Terbukti dari jumlah vote yang masuk. Lebih dari 50%, itu luar biasa. Dan di akhir show, Delon ngasih gesture yang ngingetin gue sama Clay Aiken waktu dia meminta dukungan pemirsa. *gubrak*. Clay Aiken is my the one and only from American Idol. Would Delon be the same?

Jadi di babak-babak spektakuler, waktu acara Idol udah dimundurin sampe jam delapan tiap Jumat, gue ga pernah ketinggalan duduk manis di depan TV. Gue pengen tau banget gimana kualitas kontestan di Indonesian Idol ini. Gue sih yakin kalo penyanyi-penyanyi di Indonesia termasuk penyanyi yang bisa ditakuti di ajang kompetisi dunia (udah banyak kan yang menang?). Ternyata .. dari 11 finalis yang gue anggap udah bagus-bagus begini .. Delon yang paling sering fals kalo nyanyi. Yay. Gue ini kan kalo ngedenger suara fals dikit aja, telinga gue pasti gatel. Terus lagi, gayanya Delon di panggung rada canggung .. gue malah sempet berkomentar kalo gaya Delon nyanyi seperti gaya anak TK nyanyi "Lihat Kebunku" dengan tangan merentang ke sana ke mari =D =D. Jadilah di sepanjang babak spektakuler gue sama ributnya sama juri dalam mengomentari para finalis. Dan Delon luput dari perhatian utama gue.

Shock pertama: waktu Winda keluar. Shock kedua: waktu Lucky keluar (padahal gue sempet ngejagoin dia bareng Joy, lho ..). Gue sampe buat analisa-analisa pribadi kenapa Lucky bisa dieliminasi dan Delon masih bertahan sampai 5 besar. Jawabannya gue temuin waktu gue bela-belain berdesakan sama para ABG di Lippo Supermal Karawaci buat nonton show para finalis. Gue berdiri di barisan paling depan, dan mendengar histerisnya mereka waktu Delon muncul .. good grace! Rasanya gue juga sempet jadi tuli sesaat gara-gara ada yang meneriakkan nama Delon pas di telinga kanan gue. Ga bisa gue menahan senyum sambil geleng-geleng kepala sok tua ngeliat kelakuan mereka .. hahaha .. And Delon, he is definitely cute. Apalagi diliat dari jarak yang cuma sejengkal dari posisi gue (I could touch his hand and his face, I swear .. but why o why didn't I do that?). Tapi lebih daripada itu, gue seneng ngeliat manner Delon yang kalem dalam menanggapi histeria pendukungnya. Dia juga sempet menyambut high-five dari anak-anak di samping panggung. (Read story here)

Selain itu, gue sadar kalo simpati masyarakat pada Delon juga lebih dikarenakan kerasnya kecaman para juri. Gue sendiri, walaupun kecewa juga oleh sebagian besar penampilan Delon di babak spektakuler, gue nggak setuju sama caranya juri mengomentari Delon. Apalagi sejak Lucky keluar, dan menyusul Michael juga keluar .. itu para juri kok jadi kayak yang punya sentimen pribadi gitu lho. Masalah tampang lagi-lagi dibawa. Come on! Nyokap gue aja sempet nyeletuk: "Jahat amat sih!". Heh. Gue ga suka waktu juri ngebandingin Delon dengan Lucky dan Michael. Kayaknya mereka menyalahkan Delon atas keluarnya itu dua finalis. Apa mereka ga tau kalo dua finalis itu punya jumlah pendukung yang paling sedikit, bahkan sejak babak-babak awal? Gue pribadi juga sadar kalo Lucky punya kualitas yang sangat bagus, tapi mau bilang apa kalo dia bukan favorit penonton? Dari sejak 30 besar pun udah keliatan kalo dia bukan favorit. Sedangkan Michael .. well .. sebelumnya sering ada dalam posisi ga aman kan. So what?

Dari sejak itu, perhatian gue kembali pada Delon. True, pilihan utama gue tetap pada Joy (no offense, guys .. dia yang paling konsisten dan yang paling luwes di atas panggung). Seperti kata Dimas Jay .. Joy itu beres. Jadi gue ga ikutan pusing. Tinggal nonton dan menikmati aja. Lain dengan Delon. Emotionally, I'm with him. Gue seneng kalo Delon dipuji .. gue kasian kalo Delon dicerca. Gue yakin kalo Delon itu sebenernya punya potensi yang sama besarnya dengan para finalis yang lain. Gue juga pernah ikut paduan suara, gue juga pernah nyanyi di gereja .. dan gue tau banget sebagian besar karakter suara penyanyi gereja itu seperti apa. Ga bisa dipaksa buat nyanyi lagu-lagu dengan beat cepat .. ga semuanya cocok. Sama seperti penyanyi solo yang kadang suaranya ga bisa nyatu waktu dia digabung ke dalam suatu paduan suara. Masa sih juri ga bisa ngerti yang kayak beginian? Setiap kali nama Delon dipanggil buat tampil ke atas panggung, gue selalu deg-degan. Gue berharap banget Delon bisa membalas kecaman juri dengan tampil sebagus mungkin. Gue juga berharap banget Delon bisa membalas dukungan yang diberi tanpa pamrih oleh para pendukungnya dengan bukti pujian dari para juri. Pernah saking gemesnya sama Delon yang lagi-lagi fals, seandainya dia ada di depan gue, pengen banget gue jitak kepalanya *tok tok tok* sambil ngomong: "Oi! Ayo dong. Masa kalah sama yang lain? Buktiin kalo pendapat juri selama ini salah. Gue yakin elo pasti bisa." Dueng. Seandainya Indra Lesmana atau Muthia Kasim yang ngomong begitu .. *lol*. Dalam hati gue pengen Delon bisa bertahan selama mungkin, biar dia bisa dapet kesempatan belajar lebih lama lagi .. bisa lebih bagus dan pada akhirnya bisa mengalahkan semuanya.

Thank goodness di semifinal Delon tampil bagus. Waktu itu gue rada rela kalo seandainya Delon di-eliminasi, toh dia udah tampil maksimal hari itu. Lawannya pun ga main-main. Nania punya sponsor yang kuat, dan suaranya juga bagus (walaupun menurut gue terlalu loud). Sedangkan Joy udah hampir bisa dipastikan sebagai salah satu dari grand finalist. Gue sih berusaha untuk netral aja. Gue coba buat nggak terpengaruh sama berita-berita di media yang membela atau menyela Delon. Di depan temen-temen gue yang heboh menentukan pilihannya (kebanyakan Nania atau Joy), gue ambil sikap wait and see. Punya prediksi kalo grand final bakalan diisi sama Nania dan Joy, gue sempet terkaget-kaget waktu Nania yang harus keluar (sampe suami gue yang nonton dari kantornya ngirim sms ke gue isinya: "Gile! Nania yang keluar?? Salah itung tuh!". Trus gue jawab: "Wong sinting!" Trus dibales lagi sama dia: "Wong edan!" .. *rotfl*). It's the powerful voice of public. You guys are great *thumbs up*. Walaupun gue ikut tersentuh mendengar Nania yang nyanyi sambil nangis (damn, I love the song!) .. rasanya plong dan terhibur banget ngeliat tampang para juri yang tertegun begitu .. hahahaha ..

Grand Final Indonesian Idol gue tunggu dengan antusias. Dan terus terang, gue puas ngedenger Joy nyanyi. Ada sih beberapa kelemahannya, tapi itu cuma masalah kecil aja. Sedangkan Delon .. hmm. Lagu pertama gue pikir bakalan di-tackle dengan mudah oleh Delon, ternyata karena gugup, masih muncul nada fals. Ok, so I waited for the second song. Dan terus terang, ngedenger lagu pilihannya juri untuk Joy, gue sempet ngeper. Mati 'lo, nanti Delon dikasih lagu apaan ya? Ternyata "Invisible", which I thought at first could be tackled easily too by him. Lagu ini kan beat-nya ga terlalu cepet. Dan ini lagu populer banget, Delon pasti bisa dong. Bicara soal demam panggung juga ini kan lagu kedua, pasti udah ilang tuh. Then .. jujur aja .. sepanjang Delon nyanyi lagu itu, gue geregetan. Asli. Delon ngebawain lagu itu lambaaaaat banget! Entah itu salah tempo musiknya, atau salah ambil nada dasar yang terlalu rendah .. jadi rasanya tarikannya berat dan beat-nya ilang. Adoh, this is the grand final, man .. and it's Joy you're competing. Gue kecewa Delon bawainnya ga bagus. Dan lebih kesel lagi ngedenger komentar juri yang .. ya begitulah. You know. Sampe di lagu ketiga .. lagu yang sama sekali asing tapi bisa dibawain dengan manis oleh Joy. Kesan gue terhadap lagu itu, this is a good song. Tapi waktu giliran Delon yang ngebawain lagu itu .. this good song became special. Sentuhannya personal banget, emosinya nyampe .. and frankly speaking, it's quite an experience watching and hearing him singing the song. Rasanya semua kelemahannya Delon di babak-babak awal terhapus oleh caranya menyanyikan "Karena Cinta". Glenn Fredly, the song belongs to Delon. It's for him!

Udahannya, selama nunggu result show gue masih bersikeras ga mau terlibat dalam voting. Gue nggak mau ikut bertanggung jawab kalo nanti Joy atau Delon yang menang. Bingung deh. Dari "pengalaman" gue dalam urusan komentar-mengomentari suara orang lain, sepertinya Joy yang harus menang. But still, simpati gue lebih kepada Delon. Gue salut ngeliat kesabaran dan kedewasaan Delon dalam menyikapi komentar-komentar miring, baik dari para juri, maupun dari para anti-Delon. Gue juga mau Delon menang dan menuai hasil dari kerja kerasnya selama ini. Gue nggak mau ikutan voting, karena gue ga tau mesti milih siapa. Jadi gue serahkan sepenuhnya kepada para pendukung masing-masing idola. Lagian, gue emang paling males kalo buat voting-voting begitu. Gue malah ketawa waktu tau kalo nyokap gue juga akhirnya ikutan ngasih satu sms vote buat Delon .. hahaha ..

Waktu gue nonton battle show-nya Joy dan Delon di TV, seperti yang pernah ditulis di milis ini, rasanya ada yang ga adil terhadap Delon. Fishy, fishy! Barca emang lebih kecil kapasitasnya. Tapi yang gue liat sih, itu bukan masalah besar .. toh keliatannya Delon lebih nyaman dalam lingkup seperti itu. Buktinya, dia bisa tampil lebih bagus daripada Joy yang menurut gue shownya terlalu heboh yang malah jadi rada monoton. Apalagi ditunjang oleh musisi-musisi keren (suami gue bilang, "Kok Delon dapet Tohpati dan Andi Rianto? Si Joy dapet siapa?"). Istilah unplugged lebih tepat diarahkan kepada show Delon, and I love it. So sweet! Satu point yang hampir memastikan gue kalo Delon itu lebih pantas dinobatkan sebagai idola, waktu Delon menitipkan salam kepada pendukung Joy di Embassy, dan yang dibalas dengan teriakan "Huuuu!" Blah. Kok ga sportif gitu tanggapannya? Terus terang, nilai Joy sedikit turun di mata gue karena kelakuan para pendukungnya. You guys, don't ever do that, ok? *wink*.

Besoknya, hampir satu rumah nyokap heboh nungguin Result Show. Mulai dari nyokap gue, kakak gue, keponakan gue, sepupu gue, tante gue, suami gue, gue .. sampai pembantu rumah tangga ikutan ngejogrok rame-rame duduk. Nyokap nanya ke gue kira-kira siapa yang bakalan menang. Gue bilang ga tau, masing-masing pendukungnya kuat banget sih =D =D. Waktu kakak gue nanyain hal yang sama, gue bilangnya, "Kalo Joy menang, gue seneng. Kalo Delon menang, gue lebih seneng lagi". Ha .. jadi gue pilih siapa dong? Gue iseng tanya sama keponakan gue yang masih abg bener, jawabannya pasti: "Delon!". Terus gue minta dia kirim sms dong kalo pilih Delon. Berhubung dia ga ada hp, gue relain hp gue dipake sama dia buat kirim satu sms buat Delon. And you know what, it's contagious. Karena sms keponakan gue ke-pending (mungkin line-nya padat) .. gue juga penasaran kirim lagi satu sms buat Delon. Masih pending juga. Terus, nyokap gue ikutan ambil hp dan kirim sms juga buat Delon (ga tau berapa banyak). Kakak gue juga lagi pegang-pegang hp .. tau-tau laporan "Eh, gue kirim ke-delivered semua kok enam-enamnya". *gubrak*. Ternyata dia yang di awal-awal sering bilang suara Delon biasa-biasa aja, ngirim sms juga toh .. hehe .. Baru kemudian last minute banget, sebelum polling ditutup, dua sms yang kepending di hp gue akhirnya terkirim dengan sukses. Jadi dari nol besar, ada berapa sms dukungan buat Delon yang berasal dari keluarga gue malam itu?? =D =D.

Highlight gue di Result Show yang nyebelin karena kebanyakan iklan, cuma satu: "The Prayer". Mo yang nyanyi Celine Dion & Andrea Bocelli, Josh Groban & Charlotte Church, kelompok vokal yang ngiringin doa gue dan suami gue di hadapan Bunda Maria waktu pernikahan kami, kelompok vokal yang ngisi acara di Mal Kelapa Gading .. atau Delon Thamrin & Joy Tobing (=D) .. I always love the song. Dan gue bangga banget Delon dan Joy bisa nyanyiin lagu favorit gue ini dengan indah, sampe gue pengen nangis ngedenger mereka nyanyi. Satu lagi pembuktian dari Delon .. that he was overly under-rated. Suara kayak gini kok bisa-bisanya dibilang "standard" atau "biasa-biasa aja"?? Itu juri dan anti-Delon udah pada silau semua sama masalah tampang, sampe kualitas Delon yang sebenernya ga bisa (or ga mau) diliat sama mereka. Biar dikata lafal Italianya masih belepotan, he did the best. Banyak penyanyi profesional lainnya yang bahkan ga bisa becus melafal lagu Inggris. And he's got the voice. And the attitude. It matters more than just the look.

Suasana di ruang keluarga gue juga lumayan hening waktu nama Joy diumumkan. Well. Joy pantas dinyatakan sebagai pemenang. But it is no suprise at all. Ga muncul kehebohan seperti yang hampir pasti terjadi seandainya Delon yang menang. Euforia-nya hampir ga berasa. Seperti makanan yang kurang bumbu. Kecewakah gue Delon kalah? Yeah. Sama kecewanya gue waktu Clay Aiken dikalahkan oleh Ruben Studdard. But it won't last long .. gue masih optimis Delon bisa meraih lebih banyak kesuksesan di kemudian hari. Apalagi dengan pendukungnya yang loyal, I have no doubt.

So, why Delon? Karena dia mengingatkan gue akan Clay Aiken yang masih bisa senyum-senyum sehabis dicela oleh Simon Cowell. Karena dia layak untuk mendapatkan lebih banyak pengakuan dan penghargaan atas apa yang udah dia buat. All the best!

-- my 1st post for Deloners, as posted in Delon_Idol on September 8, 2004 --

0 comments: